Monday, December 7, 2015

KAMERA SLR DAN DSLR



KAMERA SLR DAN DSLR

1.   jenis – jenis kamera

SLR
 


Kamera refleks lensa tunggal (bahasa Inggris: Single-lens reflex (SLR) camera) adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera non- SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang
ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.

Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.
Bentuk dan fungsi dari bagian-bagian utama kamera
adalah :
1. JendelaPengamat
Untuk melihat objek yang akan dipotret sehingga kamera dapat diarahkan dengan tepat
2.TempatmemasangFilm
Bagian bidang data runtuk menempatkan film. Pada bidang inilah jatuhnya sinar yang diproyeksikan oleh lensa sehingga film dapat menerimadan merekam cahaya/bayangan
3.Lensa
Komponen optik yang bertugas memproyeksikan cahaya / bayangan dari objek yang akan dipotret kepermukaan film
4.Lightmeter
Komponen untuk mengukurkekuatan sinar.Dipakai dalam pemotretan untuk menentukan besar diafragma atau kecepatan pada suatu kondisi pencahayaan.
6.Kecepatan
Disebut juga dengan Shutter-Speed, alat ini bertugas mengatur tempo pencahayaan. Lamanya film terbuka dan tercahayai diatur melalui kecepatan yang  ditandai dengan angka B,1,2,4,8,15,30,60,125,250,500,1000,2000,4000,8000. Pada posisi 1 shutter speed akan membuka selama 1 second, tetapi pada posisi  2,4,8,15,30 dst hal itu berarti ½ second, ¼ second, 1/8 second, 1/15 second dst.
5.Diafragma
Komponen yang bertugas mengatur besaran ukuran lobang untuk meloloskan Cahaya dari lensa kefilm. Ukuran besar kecilnya diafragma dapat diatur sesuai kebutuhan pencahayaan. Ukuran diafragma ditandai dengan angka f1.2,1.4,2.8,3.5,4,5.6,8, 11, 16,22, 32. Besar kecilnya diafragma berbanding terbalik dengan angka yang menandainya.
7.Penemujarak
Merupakan alat untuk menentukan ketepatan fokus atau ketajaman gambar. Kabur atau tajamnya gambar/ bayangan yang dihasilkan pada permukaan film tergantung pada ketepatan pengaturan jarak. Apabila jarak tepat maka gambar yang diproyeksikan akan tajam dan sebaliknya bila jaraknya tidak tepat maka gambar Yang diproyeksikan akan kabur

ANATOMI KAMERA SLR

 

 


DSLR
 



Digital Single Lens Reflex (Digital SLR atau DSLR) adalah kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis dan pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa menuju ke viewfinder.
Kamera DSLR memiliki keunggulan dalam hal ukuran sensornya yang jauh lebih besar dibanding kamera digital biasa. Hal ini kamera ukuran sensor dibuat menyamai ukuran film analog 35mm atau yang dikenal dengan sebutan full frame (36 x 24mm). Sensor yang besar artinya setiap pikselnya memiliki ukuran yang lebih besar, sehingga kemampuan dalam menangkap cahaya lebih baik. Maka itu kamera DSLR memiliki kemampuan ISO tinggi yang baik dimana pada ISO tinggi pun noisenya masih terjaga dengan baik. Namun dengan sensor yang berukuran besar, biaya produksi kamera DSLR menjadi tinggi khususnya DSLR full frame. Selain memakai sensor berukuran 35mm, kamera DSLR juga tersedia dengan sensor yang berukuran lebih kecil.
Tujuannya adalah untuk menekan biaya produksi dan membuka kesempatan memproduksi lensa khusus yang bisa dibuat lebih kecil dan dengan biaya yang lebih murah. Sensor yang lebih kecil dari sensor full frame biasa disebut dengan crop-sensor, karena gambar yang dihasilkan tidak lagi memiliki bidang gambar yang sama dengan fokal lensa yangdigunakan. Hal ini biasa disebut dengan crop factor, dinyatakan dengan focal length multiplier, suatu faktor pengali yang akan membuat fokal lensa yang digunakan akan terkoreksi sesuai ukuran sensor. Perkalian ini akan menaikkan fokal efektif dari fokal lensa yang dipakai sehingga hasil foto yang diambil dengan sensor crop ini akan mengalami perbesaran (magnification). Semakin kecil sensornya maka semakin tinggi crop factornya dan semakin besar perbesaran gambarnya.
Berikut adalah bermacam ukuran sensor kamera DSLR dan kaitannya dengan crop factor :

Full frame 35mm (36 x 24mm)
: tanpa crop factor
APS-H (28.7 x 19mm)
: crop factor 1,3x
APS-C (23.6 x 15.7mm)
: crop factor 1,5x
APS-C (22.2 x14.8mm)
: crop factor 1,6x
Four Thirds (17.3 x 13mm)
: crop factor 2x

Lensa yang didesain untuk kamera DSLR full frame memiliki diameter image circle yang disesuaikan dengan ukuran sensor 35mm. Dengan semakin banyaknya DSLR dengan sensor yang lebih kecil daripada sensor full frame, maka kini semakin banyak dibuat lensa khusus dengan diameter image circle yang juga lebih kecil. Lensa ini dibedakan dengan penamaan khusus, misalnya memakai kode EF-S untuk Canon dan DX untuk Nikon. Lensa semacam ini berukuran lebih kecil dan tergolong lensa generasi modern yang sudah dilengkapi dengan CPU. Namun lensa dengan diameter kecil ini tidak bisa dipakai di DSLR full frame karena hasil fotonya akan mengalami vignetting (ada lingkaran di pojok foto akibat diameter lensa yang lebih kecil dari ukuran sensor).Jalur agak berbeda ditempuh oleh Olympus yang memakai sensor Four Thirds (4/3) di seluruh jajaran kamera DSLRnya, sehingga lensanya pun sudah didesain memiliki image circle yang sesuai dengan sensor Four Thirds.
Sebagai contoh, sebuah lensa fix 50mm akan memberikan panjang fokal efektif yang berbeda bila mengalami crop factor berikut :
1,3x : 65mm
1,5x : 75mm
1,6x : 80mm
2x : 100mm

ANATOMI KAMERA DSLR

Berikutsedikit penjelasanfungsi-fungsi tombol yang ada dikamera DSLR:

 

Bagian-bagian BodyKamera DSLR 

1. Lensa
Ini adalah salah satu kelebihan kamera DSLR adalah pada lensanya dimana zoom dan focusnya bisa diatur secara manual atau otomatis. Nah kita juga memilih jenis lensa sesuai dengan kebutuhan dan fotografi apa yang digeluti.
2. Grip
Grip adalah bagian menonjol di bagian kanan anatomi kamera DSLR yang fungsinya sebagai pegangan kamera supaya kita bisa memegang kamera dengan kuat. Di dalam grip ini terdapatbaterai kamera.
3. Tombol lensa
Tombol ini fungsinya sebagai pengunci lensa dengan bodi kamera DSLR.
4. Stabilizer
Biasanya terdapat pada lensa-lensa yang ada auto fokusnya dan dbawahnya ada tombol apakah focus lensa akan dijalan secara manual atau auto.
5. Shutter
Tombol yang digunakan untuk mengeksekusi pengambilan gambar.
6. Tombol Flash
Digunakan untuk mengaktifkan flash pada kamera DSLR.
7. Dial
Tombol dial digunakan untuk mengatur kecepatan rana (shutter speed)
8. Tombol display
Untuk menampilkan gambar yang telah di ambil.
9. Thumb-wheel
Ini merupakan tombol modus pemotretan, disini kita bisa menggunakan basic zone untuk belajar fotografi awal-awal dan creative zone untuk fotografi yang sudah advance.
10. Built in Flash llight
Lampu flash internal, cukup untuk penerangan tapi hanya bisa menghadap satu arah. Bagi yang baru  belajar fotografi cukup menggunakan menggunakan flash internal.
11. Anti red Eye
Penangkal mata terlihat merah saat menggunakan lampu flash.



12. View Finder
View finder merupakan istilah lain dari jendela bidik. Jadi apapun output yang dilihat akan sama hasilnya jika dilihat dari view finder atau LCD. Di view fider juga ada informasi-informasi seputar kecepatan apperture, titik focus, metering, dan sebagainya. Nah dibagian view finder ini ada bagian karet seperti bantalan yang disebut eye pieces, fungsinya untuk menahan cahaya yang masuk view finder supaya objek benar-benar real.
13. Monitor LCD
Monitor LCD disini memiliki 3 fungsi. Fungsi pertama adalah untuk melihat hasil gambar yang sudah di foto. Kedua adalah untuk menampilkan info-info dan setingan pada kamera. Dan terakhir adalah untuk life view . Feature life view ini fungsinya sama seperti view finder yaitu sebagai alat melihat objek yang dibidik.
14. Tombol navigasi
FUngsi untuk mengendalikan fungsi kamera dan membantu melihat gambar yang sudah diambil. Tiap-tiap kamera DSLR berbeda-beda dalam menampilkan fitur ini. Ada yang berbentuk scroll , analog, dan tombol 4 arah biasa. Untuk kamera dslr canon tombol 4 arah merupakan short cut white balance, jenis auto focus,picture style, dan drive mode.
15. Tombol AV
Tombol ini untuk mengatur bukaan diafragma atau aperture. Bukaan diafragma tergantung jenis lensa
yang dipakai.
16. Tombol Fn/Q
Merupakan salah satu tombol pengaturan menu, bisa digunakan untuk setting white balance dan metering etc.
17. Tombol Zoom in zoom out
Fungsinya bukan meng zoom objek pada saat membidik tapi meng zomm gambar yang sudah kita foto yang muncul di LCD.
18. Tombol life view
Digunakan untuk membidik objek lewat LCD.
19. Tombol Menu dan info
Menu untuk pengaturan kamera DSLR sedangkan info untuk mengetahui info foto yang diambil.
20. Tombol preview
Untuk melihat hasil foto yang telah diambil
21. Tombol hapus
Tombol untuk menghapus foto dari memori.

2. . Perbedaan Kamera SLR dan DSLR

 
DSLR dan SLR adalah camera yang hanya berbeda pada sistem kerjanya.
· DSLR (Digital Single Lens Reflex) bekerja dengan sistem digital penuh sejak saat capture obyek foto oleh Image Sensor hingga penulisan pada memory card. Karena itu pada DSLR terdapat lebih banyak tombol dibanding SLR seperti pilihan ISO, White Balance, Preset Scenes, Resolusi dan lainnya, dan yang paling membedakan adalah tersedianya memory slot yang terkadang lebih dari 1.
· SLR dalam sistem kerjanya berbeda dengan DSLR, misalnya tidak tersedia pilihan ISO (karena secara otomatis ditentukan oleh casing film yang terbuat dari metal kemudian dicat pada bagian2 tertentu), dan tombol lainnya seperti yang ada pada DSLR.
· SLR lebih sederhana, sistem electronicnya hanya berfungsi untuk pengaturan komposisi foto secara otomatik (aperture, speed) bagi profesional pengaturan auto ini justru sering di non aktifkan, selebihnya perintah untuk menggulung film maju atau mundur secara otomatis.
· Pada SLR media penyimpan data gambar disimpan pada film 35MM (analog) tidak diperlukan proses digitalisasi, kompresi data sehingga gambar bisa langsung dilihat hasilnya pada film tersebut. Bila ingin memproses foto lebih lanjut gulungan film inilah yang dibawa ke laboratorium cuci cetak foto.
· Sedangkan untuk melihat hasil foto pada DSLR kita harus memakai LCD atau monitor PC dan dibutuhkan software untuk bisa melihat hasil foto maupun editing, tetapi inilah keunggulan DSLR sehingga hasil foto langsung tersaji pada LCD yang tersedia pada tiap DSLR. Bila ingin memproses edit dan cetak foto maka tinggal menyerahkan memory card ke laboratorium cetak foto untuk di copy ke PC mereka bahkan kita bisa mem print sendiri di rumah. Jadi “sayonara” roll film bagi DSLR. Sedangkan kesamaan DSLR dan SLR adalah mekanisasi pengambilan obyek foto yang menggunakan satu lensa (single lens) yang sama untuk fungsi membidik (via viewfinder) dan menyampaikan hasil bidikan kepada Image Sensor (DSLR) atau pada Film (SLR). Progres tersebut dikerjakan secara reflexy (memakai kaca pantul yang terdapat didalam camera).
3. MACAM – MACAM LENSA

> Lensa Standar.
 Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.
> Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens).
Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.
> Lensa Tele.
 Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu.

 
> Lensa Fish Eye.
 Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung.
> Lensa Zoom.
Merupakan gabungan antara lensa standar, lensa wide angle, dan lesa tele. Ukuran lensa tidak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.
> Lensa Makro.
 Lensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil.
 


ANATOMI LENSA

FILM CELLULOID

Media yang digunakan untuk merekam objek/image dalam aktifitas fotografi.

Berdasarkan jenisnya, terbagi menjadi 2 :
Tipe film yang pertama : film Daylight atau film cerah hari
Digunakan untuk memotret obyek-obyek yang sumber pencahayaannya  berasal dari cahaya alam atau matahari, atau cahaya buatan yang kualitas  cahayanya sebesar 5.500 derajat Kalvin.

Tipe film yang kedua : film Tungsten
Digunakan untuk memotret obyek-obyek yang sumber pencahayaannya  berasal dari cahaya buatan seperti lampu pijar atau lampu neon. Disebut  sebagai film Tungsten karena film ini mempunyai derajat kepekaan sinar atau  cahaya dibawah 3.200 derajat Kalvin.

Sedang berdasarkan jenisnya, film dibagi menjadi lima macam, yaitu:
Film negatif hitam-putih
Film negatif warna
Film positif warna (reversal / color slide)
Film x-ray
Film instan

Berdasarkan tingkat kepekaannya terhadap cahaya, film terbagi  dalam empat macam, yaitu:
Film dengan tingkat kepekaan lamban
Film dengan tingkat kepekaan sedang
Film dengan tingkat kepekaan tinggi
Film dengan tingkat kepekaan sangat tinggi

Sedangkan kepekaan suatu film, ditandai dengan besar kecilnya
angka ASA / ISO yang antara lain sebagai berikut:]

ASA 25 -64 untuk film dengan tingkat kepekaan rendah
ASA 100 -200 untuk film dengan tingkat kepekaan sedang
ASA 400 -800 untuk film dengan tingkat kepekaan tinggi
ASA 1600 -~ untuk film dengan tingkat kepekaan sangat tinggi

ISO, menyatakan sensitivitas sensor/film. Makin tinggi ISOnya
maka jumlah cahaya yang dibutuhkan makin sedikit. Film ISO
100 memerlukan jumlah cahaya 2 kali film ISO 200.

ASA: American Standart Association
ISO: International Standart Organization
DIN: Deutch Internal Number

Perbedaan ASA rendah dan ASA tinggi
Film ASA Tinggi (>400):

Kepekaan terhadap cahaya tinggi sehingga dapat digunakan  untuk kondisi cahaya yang kurang. Missal untuk kegiatan indoor. Dapat merekam objek lebih cepat. Butiran perak halida kasar menimbulkan efek ‘grain’,  pembesaran foto terbatas. Daya pisah kecil, kemampuan dalam memberikan detail objek  kecil.

Film ASA Rendah (<200) :

Kepekaan terhadap cahaya kurang sehingga memerlukan  intensitas cahaya yang lebaih banyak.  Daya tangkap terhadap objek terbatas, tidak cocok untuk  pemotretan bendak yang bergerak cepat. Butiran halida lebih halus, efek ‘grain’ relatif todak ada,  pembesaran foto lebih fleksibel. Daya pisah besar, kemampuan memberikan detail objek besar.